Ketika Raja Gowa bernama Mangarangi Daeng Manrabbia, atau lebih dikenal dengan nama Sultan Alauddin memeluk agama Islam, penyebaran Islam di bumi Sulawesi selatan menjadi lumayan pesat apalagi dengan bantuan 3 imam dari tanah Minang, yaitu Datu Ri Bandang, Datu Patimang, dan Datu Di Tiro.
Sejak Resminya agama Islam di Gowa-Tallo, maka Raja Gowa, Sultan Alauddin semakin kuat kedudukannya sebab beliau juga diakui sebagai Amirul Mu’minin. Sultan Alauddin dipandang sebagai pemimpin Islam di Sulawesi Selatan, sebab cara pendekatan yang dilakukan Sultan Alauddin dalam penyebaran agama islam cukup ampuh. Melalui sebuah perjanjian yang berbunyi “Barang siapa diantara kita yang melihat suatu kebajikan, maka salah satu dari mereka yang melihat harus menyampaikan kepada pihak lainnya. Maka dengan dalih bahwa Gowa sudah melihat kebajikan yaitu Agama Islam, kerajaan Gowa meminta pada kerajaan yang ditaklukkannya melalui perjanjian itu agar turut memeluk agama Islam. Dan Pendekatan ini cukup berhasil.
Salah satu peninggalan dari perkembangan Islam di masa Sultan Alauddin adalah berdirinya sebuah Masjid di dalam komplek Istana kerajaan Gowa. Masjid itu bernama Masjid Tua Katangka. Dahulu memang Masjid ini masih dalam komplek istana kerajaan Gowa. Namun saat ini, istana Kerajaan Gowa itu tidak ada lagi. Yang tersisa tinggal Masjid yang berukuran 144 meter persegi ini.
Asal Mula nama Katangka yang ada pada Masjid yang memiliki nama lengkap Masjid Tua Al-Hilal Katangka ini adalah pohon yang dulu banyak tumbuh di sekitar Masjid. Kayu Katangka itulah yang konon digunakan dalam pembuatan Masjid. Selain itu, Masjid ini juga terletak di Kelurahan Katangka.
Dari segi arsitektur, Masjid ini memiliki luas 144 meter persegi, dibangun atas lahan seluas 610 meter persegi. Masjid ini menghadap ke timur. Bagian dalam Masjid terdiri dari Serambi dan Ruang Sholat Utama. Terdapat dua pintu masuk ke Masjid, dan dari serambi juga terdapat tiga pintu menuju ruang sholat utama. Di Sisi Pintu Utama Masjid terdapat prasasti bertuliskan “Mesjid Tertua di Sulsel”, dan di bawahnya tertulis “1603”, pertanda Masjid ini berdiri tahun 1603, dan menjadi Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, bahkan di Tanah Sulawesi Sendiri.
Di dalam ruang sholat utama, terdapat empat pilar utama yang berbentuk silinder cembung yang mengadopsi gaya eropa. Lalu tak jauh dari Pilar, ada Mihrab dan Mimbar yang tak kalah unik. Mihrab terdapat di dinding sebelah barat, berbentuk ceruk sehingga mihrab menjorok keluar. di dalam Mihrab terdapat mimbar, terdapat sebuah ornament kaligrafi di gapura kecil mimbar, yang bertuliskan “Mimbar ini dibuat pada hari Jumat tanggal 2 Muharam tahun 1303 Hijriah. Diukir oleh Karaeng Katangka bersama Tumailalang Lolo. Apabila khatib sudah berada di atas mimbar, kita tidak diperkenankan lagi berbicara masalah dunia”. (Arti dari kaligrafi yang berbahasa arab)
Setelah melihat isi di dalam Masjid, di bagian luar Masjid tak kalah unik dan keren. Atap atau kubah Masjid bergaya arsitekur Jawa dan Lokal terdiri dari 3 tingkat, berbahan genteng. Antara Atap masjid tingkat dua dan tingkat tiga dipisahkan oleh ruangan berdinding tembok, dan di puncaknya terdapat mustaka.
Lalu, di bagian luar masjid terdapat gapura sebagai gerbang utama menuju Masjid. Gapura atau gerbang tersebut terlihat gagah dan keren dengan gaya kolonialnya. Benar-benar Masjid ini banyak memadukan berbagai gaya arsitektur, mulai dari Jawa, Eropa, hingga arsitektur local.
Inilah Masjid Tua Katangka, Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, peninggalan Kerajaan Gowa yang sangat bersejarah.
tidak menyangka, ternyata perkembangan islam di gowa banyak dibantu ulama tanah minang juga 😅
btw saya selalu kagum dengan bangunan jaman dulu, kok bisa awet banget ya
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, orang minang punya jasa besar dalm perkembangan islam d tanah sulawesi. Mungkin karena bangunan jaman dulu material yg d pake lebih kuat… mungkin 🙂 🙂
SukaSuka
Wah dapet pengetahuan sejarah baru nih. Diliat dari fotonya bangunannya terawat baik ya, mudah2an ttp dijaga.
SukaSuka
iya, beruntung, di Makassar dan sekitarnya sendiri masih banyak bangunan tua yang terawat baik.
SukaDisukai oleh 1 orang
arsitekturnya klasik 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Kan Masjid tua bang 🙂
SukaSuka
Mesjid sangat simple tetapi jelas nampak karakternya yang berusia lebih 400 tahun.
SukaDisukai oleh 1 orang
Memang terlihat simpel, padahal aristekturnya memadukan berbagai gaya, mulai dari eropa, Jawa dan arsitektur lokal.
SukaDisukai oleh 1 orang