DKI JAKARTA - INDONESIA

Jakarta, Monas dan Soto Betawi

         “Penerimaan Hadiah akan digelar di Jakarta, untuk tiket PP ditanggung. Ke Jakarta Lusa”. Saya baru bangun dari tidur siang saya yang Indah, ciyeee, indah, buka hp, dan mendapatkan pesan whatsapp yang kira-kira bunyinya seperti kata pembuka di atas. Mata saya melongok, eh melotot. Tak ada angin, tak ada hujan, tiba-tiba dapat pesan yang menggemparkan hati seperti ini. Antara senang dan dilema. Senangnya, terima hadiah, nginap di hotel, tiket pp ditanggung pula. Dilemanya, saat itu saya sedang izin KKN. Rencananya saya akan kembali ke lokasi KKN esok harinya. Tapi kalau begitu ceritanya, harus tambah izin lagi. Gak enak sama teman-teman. Saya mencoba bernegosiasi dengan bapak sekum, sebutan saya untuk bapak official yang mengurusi segala keperluan para peserta MTQ tahun 2016 lalu, beliau jugalah si pengirim pesan whatsapp yang bikin hati cenat cenut itu. “bisa tidak hadiahnya ditransfer saja ?” tanya saya. Jawabannya tidak, dengan berbagai alasan. Okelah kali ini mendadak ke Jakarta lagi.

Akhirnya, saya berangkat,  bersama partner in trip gratisan saya, Rian. Kami tiba sekitar pukul 12.30 siang. Di Bandara sudah ada yang menjemput. Kami diantar menuju hotel di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Perjalanan dari Bandara lancar, Jakarta sepi. Saat itu libur pilkada kayaknya. Sambil basa-basi dengan pak supir, kami bertanya siapa jagoannya di pilkada kali ini. Si Mantan Menteri, katanya. Kami tersenyum. Bicara banyak tentang pilkada Jakarta yang hawanya mirip Pilpres.

Hotel di daerah Kwitang

Kami sampai di Hotel, dijamu makan siang, lalu diantar menuju kamar masing-masing. isitirahat sebentar, lalu terlintas, kemana ya siang ini ?. Berhubung  acara penerimaan hadiah akan digelar pukul 20.00 WIB, masih ada waktu sekitar 5 Jam untuk jalan-jalan. Mumpung Jakarta lagi lengang, bebas hambatan-lah pokoknya, apalagi esoknya saya dan Rian sudah harus terbang ke Makassar lagi. Terlintas di benak untuk jalan-jalan ke Monas saja. Ah terlalu mainstream, Pikir saya lagi. Monas saja lah, saya memantapkan pilihan. Kami akhirnya menuju Monas yang letaknya sangat dekat dari hotel.

Kami berangkat ke Monas dengan Taksi. Meski jaraknya dekat, kalau berjalan kaki lumayan melelahkan juga, sekalian menghemat waktu, kami memilih memakai Taksi saja. Tiba di Monas, ternyata kita juga harus berjalan beberapa meter dulu sebelum tiba di tugu. Ingat, bukan masalah harus berjalan atau bagaimana, yang menjadi masalah adalah waktu yang berjalan tak terasa. Apalagi yang jalan ke Monas bukan Cuma saya dan Rian saja. Belum lagi waktu buat berswafoto.

Monas
Salah satu diorama di museum Monas

 

Tiba di Tugu Monas, ternyata waktu untuk naik ke puncak Monas sudah habis. Tak ada rotan, akar pun jadi. Kami akhirnya hanya menikmati Museum yang berada di lantai dasar / basement Monas ini. as you know, Museum Monumen Nasional ini terdiri dari diorama-diorama tentang rentetan peristiwa yang pernah terjadi di Indonesia.

Menjelang Magrib, kami pun beranjak meninggalkan museum tugu monas menuju hotel. Dari pintu keluar museum tugu monas, kita bisa mengantri untuk naik mobil kereta (apalah namanya) yang akan mengantar kita ke dekat pintu keluar tugu monas. Gratis, hanya dengan memperlihatkan struk pembelian tiket. Jadi simpan baik-baik struk pembelian tiket museum tugu monas.

Monas menjelang petang
Senja di Monas

Tiba di hotel, saya bergegas ke kamar, bersih-bersih badan, lalu bersiap-siap untuk acara penerimaan hadiah. Sangat excited-lah pokoknya. Sebelum acara, pastinya saya makan malam dahulu. Salah satu yang ingin sekali saya makan adalah makanan khas Jakarta yang sudah sangat melegenda, Soto Betawi. Untungnya, malam itu tersedia menu Soto Betawi itu.

Saya memesan satu mangkuk. Sebenarnya sudah lama penasaran dengan rasa dari soto Betawi ini. apakah mirip soto Banjar kah ?, soto Lamongan kah ? atau soto Madura kah ?, dan setelah pesanan saya datang, eng-ing-eng tampilannya ternyata seperti Coto Makassar, dengan kuah yang agak kuning kecoklatan. Pantas saja jika ada plesetan yang mengatakan perbedaan soto dan coto itu terletak dari dagingnya. Soto dari daging sapi, coto dari daging capi, wakakak. Ternyata Soto yang dari daging sapi itu adalah Soto Betawi pemirsa. Maafkan, saya baru tahu.

Soto Betawi

Meski soto dan coto punya kemiripan, tetap saja ada saja perbedaannya.

Usai makan malam, tibalah saatnya penerimaan hadiah. Saya menerima hadiah dengan nominal yang tak tanggung-tanggung. Mayanlah buat ngetrip ke Yurop, hahah. Tapi kayaknya duitnya gak dipake buat kesana deh. Dipake buat beramal, diinvestasikan, dipake buat beli ini itu, barulah nanti kalau udah banyak banget baru dipakai buat ngetrip. Doakan ya, biar segala rencana yang ada setelah ini lancar, termasuk ngetripnya, biar cerita perjalanan di blog Bukan Pajokka gak Cuma dari tempat-tempat di Indonesia saja. Amiin.

Pokoknya, Alhamdulillah atas segala sesuatunya. *gakberentibersyukur*

28 comments on “Jakarta, Monas dan Soto Betawi

  1. weibullgamma

    ini deket banget lokasinya

    wah..sayang saya tidak ada kontaknya ya

    selamat atas hadiahnya

    Disukai oleh 1 orang

  2. monas memang indah …

    Disukai oleh 1 orang

  3. Pingin banget nih liburan ke jakarta nih

    Suka

  4. Bedaaaa, coto sama soto-lah. Hanya kita yang Bugis yang tau yahkan. 😀 😀

    Btw, selamat buat kemenangannya. *lempar remah kemari* 😀 😀

    Disukai oleh 1 orang

  5. Aku malah pertama nyoba soto betawi di Bandung. Wkwkwk ga nyambung ya 😀

    Enak sih, kuahnya kebih kental dr soto jawa. Ada empingnya itu bikin nagih.

    Disukai oleh 1 orang

  6. Hendi Setiyanto

    kemarin ga sempat ke monas, kelamaan di kota tua wkwkwk, biarpun mainstream banget, tapi kalau sekalipun belum pernah ngunjungin ya semacam wajib gitu

    Disukai oleh 1 orang

  7. Aku punya banyak kenangan di monas. Cieeeh…haha. klo ke jkrt harus liat monas walaupun dari jauh.
    Btw slamat atas kemenangannya ya..
    Menang apa sih? (kepo) 😁

    Disukai oleh 1 orang

  8. masuk ke dalam monasnya juga seru mas, bisa lihat kota jakarta dari paling atas.

    Disukai oleh 1 orang

  9. Yah sayang ga naik sampe atas Monas. Itu soto betawi soto yang paling gue suka, kuahnya gurih ga seperti soto2 lainnya.

    Disukai oleh 1 orang

  10. Graha Filsafat

    Menarik!

    Suka

  11. Jakarta indah di depan, sakit mata melihat di area tertentu :’)

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar