Setelah shalat subuh, saya memutuskan untuk meninggalkan bandara Kansai menuju Namba, tempat Hostel yang sudah saya pesan berada. Pesawat yang saya tumpangi tiba tengah malam di Osaka, sehingga saya terpaksa harus menginap di bandara lagi. Untuk akses dari bandara ke kota Osaka, saya menggunakan Nankai Line dengan harga 960 Yen, tujuan Namba sebagai stasiun terakhir. Nankai Line adalah transportasi berbasis rel yang bisa digunakan dari Bandara ke pusat kota Osaka, dan sebaliknya. Tiket dapat dibeli di Kansai Airport Station. Karena ini pertama kalinya bagi saya, saya berulang kali bertanya kepada petugas kemana saya harus pergi. Bahkan di dalam kereta pun saya tak sungkan bertanya dengan menunjukkan tiket saya, untuk memastikan saya tidak salah kereta. Hahaha, saya nervous.
Sampai di Stasiun Namba, saya mulai mengandalkan google maps untuk mencari Hostel Wasabi, tempat saya menginap nantinya. Untungnya, XL Pass yang saya aktifkan ketika berada Kuala Lumpur jaringannya juga lancar di Osaka. Jarak hostel dari Stasiun Namba tidak jauh. Tidak butuh waktu lama, saya akhirnya menemukan hostel saya. Hostel yang saya pesan bernama Guest House Wasabi bed and library. Saya masuk, menuju lantai 2 hostel. Saya memasuki lobi hostel, saya terpukau dengan konsep hostel pada pandangan pertama. Lobinya unik, perpaduan antara perpustakaan dan café. Bisa santai, ngemil sambil baca buku biasa dan komik dengan berbagai bahasa. Per malam saya membayar 1500 yen jika dirupiahkan hanya 100 ribuan. Hostel ini saya pesan di Agoda dengan opsi pembatalan gratis dan pembayaran di tempat. Sebagai catatan, hostel ini saya pesan untuk dua malam, malam saat saya menginap di bandara juga terhitung. Semua ini karena pesawat yang delay. Untungnya, pihak hostel bersedia memberikan semacam keringanan untuk membayar 1 malam saja, jika terbukti pesawat yang kita tumpangi benar-benar delay.
Saya memutuskan istirahat sebelum mengunjungi tempat wisata di Osaka. Rencananya, saya tidak akan ngotot mengunjungi banyak tempat wisata. Saya ingin selow-selow saja dulu di hari pertama, meski besok pagi saya akan beranjak ke Kyoto, it’s on my itinerary guys, soalnya saya juga sudah pesan hostel di Kyoto. Nah, selain lobi yang membuat saya terpukau, konsep kamar di hostel ini juga tak kalah keren. mirip hotel kapsul, cuman versi kayu dan hanya menggunakan tirai sebagai pembatas, setiap ranjang disediakan loker untuk menyimpan barang-barang berharga. Setelah istirahat beberapa jam, saya bersiap-siap. Nah kejutan lain muncul dari bathroom, powder room dan toilet hostel yang super bersih dan kece. Dan untuk pertama kalinya, saya akhirnya bisa melihat langsung toilet Jepang yang super canggih itu. *norak
Berkunjung ke Osaka Castle
Saya mengunjungi Osaka Castle di hari pertama saya di Jepang, sendirian. saya dan Alan memutuskan untuk pisah karena beda Tujuan. Dengan modal google maps, saya sampai di Osaka Castle tanpa nyasar. It works. Saya memilih Osaka Castle sebagai tempat pertama untuk dikunjungi karena bangunan ini sangat ikonik di Osaka. Apalagi, diantara kastil di Osaka, Kyoto atau Tokyo yang saya tahu, Osaka Castle paling merepresentasikan Jepang, juga paling terkenal, dan paling keren.
Osaka Castle merupakan istana yang sudah ada sejak zaman Azuchi momoyama hingga zaman Edo. Osaka Castle berfungsi sebagai istana sekaligus benteng yang bangunannya terdiri atas Menara utama yang dikelilingi tembok dan parit. Masing-masing tembok dan parit terdiri dari dua lapis. Sejarah Osaka Castle bermula pada tahun 1496, saat pendeta Buddha bernama Rennyo membangun rumah di lokasi yang bernama Osaka, Osaka sendiri berarti tanjakan besar. Pendeta Rennyo memiliki banyak pengikut, sehingga mengubah dan memperluas rumahnya menjadi kuil bernama Osaka Honganji. Di Zaman Sengoku, Osaka Honganji tidak ada lagi. Oda Nobunaga, seorang daimyo Jepang atau seorang penguasa wilayah saat itu membangun istana di lokasi reruntuhan Osaka Honganji. Istana yang dibangun tersebut kemudian dinamakan Istana Osaka atau Osaka Castle.
Saya mencicipi Matcha Ice cream, Es krim rasa green tea khas Jepang sambil memandangi bangunan Osaka Castle yang berdiri kokoh di depan saya. Saya menikmati suasana. Akhirnya saya berada di negara yang sudah saya idam-idamkan sejak lama. Alhamdulillah, tuhan selalu memiliki cara yang tak terduga untuk mengabulkan doa hambanya. Saya memang tidak memenangkan lomba blog itu, tetapi saya ternyata bisa ke Jepang juga lewat cara lain. maka adalah hal yang tepat untuk mengatakan “fabiayyi alaa-I rabbikuma tukadzdzibaan ?”.
Sesudah mencicipi Matcha Ice Cream yang rasanya ada pahit-pahitnya gitu, saya memutuskan untuk membeli tiket masuk ke Osaka Castle yang berfungsi sebagai Museum. iya, bagian dalam Kastil ini adalah museum. cukup membeli tiket seharga 600 Yen dengan menggunakan Vending Machine, saya bisa melihat bagian dalam Kastil Osaka. saya memulai dari lantai paling atas, dengan menggunakan lift. Lantai 7 atau 8 kalau tidak salah ingat. Dari lantai atas, tersuguh pemandangan kota Osaka. banyak gedung tinggi, seperti di film Ultraman, yang menghiasi masa kecil saya setiap hari minggu pagi. Beruntung, saat masih berada di dalam bangunan istana, hujan sedang deras-derasnya, sehingga keputusan saya untuk masuk ke dalam tidaklah salah. Ohiya, di Jepang sedang musim hujan saat itu, jadi kalau cuaca sedang tidak panas, ya Hujan, kalau tidak hujan ya panas, maka sedia payung adalah hal yang paling penting.
Dari lantai teratas, saya turun menggunakan tangga. Setiap lantai menyajikan sejarah yang menarik, tentunya jika kamu mengerti. Saya hanya melihat sepintas beberapa bukti sejarah dan diorama yang dipamerkan. Kebanyakan menggunakan huruf kanji, hiragana atau katakana, salah satu dari ketiganyalah pokoknya. Setiap tingkatan menyajikan sejarah. Saya hanya melihat sepintas. Saya memutuskan untuk kembali ke hostel.
Nongkrong di Dotonbori
Menjelang malam, saya beralih ke kawasan Dotonbori yang letaknya tak jauh dari hostel saya. Cukup jalan kaki. Dotonbori sudah menjadi salah satu tempat yang ingin saya kunjungi di Osaka karena papan iklannya dan banyak, besar serta lampu-lampu neon yang berwarna-warni yang menjadikan malam di Jepang semakin berwarna. Papan iklan yang paling masyhur adalah papan iklan Glico, sebuah brand es krim bergambar seorang lelaki yang sedang berlari sambil mengangkat tangan. Kawasan ini juga dikenal sebagai kawasan kuliner dan belanja. Ada banyak jenis makanan ringan hingga berat yang menggugah selera. Tapi hati-hati ya, karena makanan di Jepang banyak yang nonhalal.
Dotonbori merupakan nama sebuah kanal dan jalan yang memang sangat populer di Osaka. selain hanya duduk bengong sambil menikmati suasana, ada banyak sekali hal menarik yang bisa dilakukan. kulineran, meski banyak makanan nonhalal, makanan halal khas Jepang, maupun dari timur tengah tersedia juga disini. Belanja-belanji di kawasan Shinsaibashi juga tak kalah seru, ada banyak pernak-pernik keren yang membuat para fashionista gak tahan. Melintasi kanal Dotonbori dengan river cruise pasti akan menjadi kenangan yang tak terlupakan, atau sekadar bergifo ria dengan latar papan-papan iklan yang beragam, dijamin para alayers gak akan mati gaya. Saya memilih menikmati malam dengan khidmat, makan Takoyaki, berswafoto dengan latar papan Glico, dan duduk manis melihat orang-orang lalu lalang. Ah rasanya hanya sebentar, karena keesokan harinya saya harus berangkat ke Kyoto.
Keren kak tp syang trip sndri hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Trip sendiri lebih menantang 😎😎
SukaSuka
Tp trip berdua lbih mnyenangkan hahaha
SukaSuka
Nantilah dek sama yg halal 😄😄
SukaSuka
Waww speechless, Osaka memang keren. Kastilnya baguss, kalo ngepasin musim sakura mekar di kastilnya kayaknya bagus ya 😀
Baru tahu itu namanya kanal dotonbori, sering lihat itu reklame Glico 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya, kalau musim sakura atau musim gugur pasti lebh keren sih..
Iya saya taunya dari majalah natgeo traveller… Btw sekarang ice cream glico ada di Indonesia loh hahah
SukaSuka
itu komiknya kalo kebawa bakal ketauan ga?
SukaDisukai oleh 1 orang
Kayaknya gak deh hahah
SukaSuka
kalo aku gitu one piece nya bakal kebawa deh, haha niat
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahah hati hatiloh entar kedapatan…
SukaSuka
Aku kalo jadi kamu juga gitu, Zi. Bakal banyak nanya. Pertama pas mau beli tiket, lalu pas mau masuk peron, lalu pas di peron, lalu sesaat setelah masuk kereta, dan sesaat sebelum turun, hahaha.
Osaka ini destinasi wajib mampir meski cuma sebentar ya, soalnya Kansai Airport dan Osaka Castle-nya itu unik dan nggak ada duanya.
SukaSuka
Asli, awal-awal banyak nanya sih, lama-lama jadi pede. Iyalah Kansai itu yg dibangun d tengah laut, keren banget
SukaDisukai oleh 1 orang
Duh jadi pengen kesana lagi.. waktu itu cuma bentar aja di Jepang…
SukaSuka
Ajak ya mas kalau kesana hahahha
SukaSuka
Osaka castel emang selalu wajib dimampiri walau sejenak ya kalau ke Osaka. Keren lah ini 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
Betul mas.. Osaka Castle sama dobori mah wajib kalau ke osaka
SukaSuka
Kenapa gak pose macam papan neon yang terkenal di kanal itu? hahaha.
Waaah pengalaman yang ketje! aku suka hostelnya. Kalau kelak ke sana kayaknya mau nginep di situ juga. Keinget sama satu hostel di Bangkok yang juga bersih dan nyaman kayak gitu.
Dan itu kastil Osaka, aku ada posternya gede dan aku tempel di toko. Sebagai penyemangat agar bisa ke sana nanti. Ditunggu cerita selanjutnya yaaaa
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha mau om, tapi gak ada yng motoin, kadang kalau ngambil pose lucu gitu suka diketawain sama tukanng poto haha.
Iya om, hostelnya recomended kece badai. Mudah-mudahan bisa segera kesana..
SukaDisukai oleh 1 orang
Mestinya minta fotoin sama orang yang ada di sana. Syukur-syukur yang bantuin cewek cakep alagh hahaha
SukaDisukai oleh 1 orang
Memang andalan nih si Wasabi Hostel, murah dan sangat strategis lokasinya, mau kemana mana jadi gampang… oiya, biaya makan di Jepang mahal gak bang?
SukaDisukai oleh 1 orang
Kalau makannya beli di seven eleven gak seh.. Kecuali makan di warung lumayan wkwkwkw
SukaSuka