JAPAN

Nekad ke Jepang

         Saya melihat pengumuman lomba blog yang saya ikuti, tidak ada nama saya disitu. Saya kecewa. Baru kali ini saya ikut lomba di dunia maya, dan berharap sekali untuk menang. Maklum, saya sudah ngebet banget ke Jepang. Sewaktu menulis hal-hal amazing tentang Jepang, saat itu pula saya berangan sangat tinggi. Flying so high. Saya seolah telah berada di Jepang, merasakan secara langsung setiap hal yang saya tulis. Saya merasa telah berada di kui Fushimi Inari, menyusuri terowongan yang terdiri dari ribuan tori. Saya merasa telah ikut merasakan atmosfir Shibuya yang bikin merinding. Ah, semuanya hanya angan belaka. Saya kalah, dan saya kecewa.

            Kekecewaan itu membuat saya bertekad. Saya harus ke Jepang, pokoknya saya harus ke Jepang. Saya lalu iseng membuka aplikasi Traveloka, mengecek harga tiket pesawat dari Kuala Lumpur ke Osaka. Entahlah, kenapa tiba-tiba saya memilih Osaka saat itu. Mata saya terbelalak melihat harga KL-Osaka yang hanya 590 ribuan. Kebetulan saat itu saldo rekening di tabungan saya hanya Rp. 1,2 juta. Saya langsung dibuat pusing. Beli tidak ya? beli tidak ya ?. awalnya saya memutuskan untuk tidak membelinya. Namun bisikan yang entah dari mana asalnya membuat saya tergoda. Saya mencoba mengikhlaskan 600-an dalam rekening saya itu untuk mmebeli tiket KL-Osaka. Lalu bagaimana tiket Makassar-KL ? dan Tiket pulang ke Indonesia ? padahal uang saya Cuma 1,2 juta. saya cuek saja, masih ada waktu sekitar 4 bulan sebelum keberangkatan. Saya masih bisa mikir solusinya. Pokoknya tiket ini harus saya beli, pikir saya waktu itu.

penerbangan pertama, Makassar – Jakarta

          Saya mencoba membeli tiket KL-Osaka tersebut. tapi entah kenapa, prosesnya selalu gagal. katanya, server maskapai bermasalah. Saya mencoba sampai tiga kali, saya mengambil kesimpulan, mungkin harga semurah itu karena server maskapainya lagi error. Saya tidak jadi beli deh. Hari berganti hari, godaan itu muncul lagi. Saya memang selalu buka online travel agent hanya sekadar mengecek harga tiket ke berbagai destinasi. Harga 590 ribuan itu muncul lagi. Tanpa pikir panjang, saya mencoba untuk membeli lagi. Eh, berhasil. Dan harga yang tertera benar-benar harga yang saya bayar. E-tiket akhirnya di tangan. Meski kemungkinan berangkat masih kecil, karena saya belum memegang tiket Makassar-KL, dan Tiket dari Jepang sampai Makassar. belum lagi uang hidup, dan uang buat saldo rekening yang diperlukan untuk mengurus visa.

            Bulan berganti bulan, saya akhirnya disibukkan oleh kegiatan KKN. Sebagai mahasiswa tingkat akhir, sedikit demi sedikit saya akhirnya lupa dengan keinginan buat ke Jepang. Ya, mau bagaimana lagi, uang buat beli tiket yang lain belum ada. Hingga, saya mendapatkan whatsapp kalau saya harus ke Jakarta untuk menerima bonus atas perlombaan yang saya menangkan di Lombok tahun 2016 lalu. Alhamdulillah, uangnya lebih dari cukup untuk ke Jepang, bahkan ngetrip ke negara-negara asean pun cukup. Masalah keuangan terpecahkan.

Penerbangan kedua, Jakarta – Kuala Lumpur

            Masalah lainnya adalah takut. Masa iya saya sendiri ke Jepang ? bagaimana kalau visa saya ditolak ? bagaimana kalau orang tua melarang ?. Butuh waktu lama bagi saya untuk memikirkan hal ini. Saya belum pernah ke luar negeri sendirian, dan saya ingin sekali merasakan sensasi traveling sendirian.  Negara yang akan saya kunjungi Jepang pula. Yang ada di benak saya bagaimana kalau saya kesasar ya ? bagaimana kalau nanti saya gagal paham sama sistem transportasinya yang canggih ?, bagaimana kalau saya gak bisa berkomunikasi karena masalah Bahasa ya ?

Sebulan sebelum keberangkatan, saya akhirnya memantapkan diri. Meminta Izin kepada orang tua. Hal ini hal yang wajib bagi saya, Restu orang tua. Eh, di luar perkiraan saya, Etta (panggilan saya untuk bapak) dan mama dengan entengnya bilang iya. Padahal kemarin saya juga sempat minta izin ngetrip ke Brunei, tapi gak dikasi. Alhamdulillah, kali ini mungkin Allah sedang melunakkan hati etta, heheh. Izin orang tua akhirnya di tangan, tapi dengan syarat jangan ke Jepang sendirian.

Visa Jepang

            Selanjutnya, saya mengurus izin masuk ke Jepang. Saya melengkapi berkas, setelah mencari informasi di grup Backpacker International. Saya sempat pusing, tentang saya yang belum bekerja surat sponsornya bagaimana, belum lagi minimal jumlah saldo di rekening berapa, dan hal-hal lainnya. Tapi informasi-informasi yang saya dapat dari grup BI sangat membantu, semua masalah tersebut terpecahkan. Visa akhirnya di tangan, gratis lagi.

Baca juga : Panduan Lengkap mengurus visa Jepang ala mahasiswa.

            Dan selanjutnya adalah riset tentang Jepang. Sistem transportasi adalah yang paling intens saya pelajari. Saya beli buku panduan, dan juga belajar lewat vlog para traveler yang ke Jepang. Sangat membantu. Nantinya saya juga akan mengandalkan google maps dan google translate. Maka hal yang saya butuhkan adalah internet. Saya lalu mencari informasi tentang cara agar stay connected di Jepang. Sewa wifi dan memakai paket roaming dengan kartu sim Indonesia adalah solusinya. maka saya memilih paket roaming, XL Pass. ok, saya sedikit demi sedikit akhirnya memahami sistem transportasi Jepang.

Update : Saat ini XL tidak lagi bekerja sama dengan provider Jepang, jadi XL Pass tidak berlaku lagi di Jepang

Selanjutnya, mencari travelmate. Saya mencoba grup BI untuk mencari member yang akan ke Jepang di tanggal yang sama. Saya mencari teman hanya untuk jaga-jaga saja. Saya pun tidak terlalu berharap banyak, siapa tahu nanti saya tidak cocok, atau itinerary-nya tidak sama. Tapi, syukurlah ada member yang akan ke Jepang dengan tanggal dan rute yang sama. Satu pesawat pula. Akhirnya, kami janjian ketemu di bandara KL.

            Saya akhirnya berangkat. Rute saya adalah Makassar-Jakarta-Kuala Lumpur-Osaka. Rute yang panjang dan banyak transit. Untuk sampai ke Osaka, saya harus 3 kali naik pesawat. Owalah lumayan capai. Di Jakarta saya transit selama 5 jam, lalu sampai di Kuala Lumpur jam 1 malam. Saya memutuskan menginap di bandara Kuala Lumpur. Ternyata menginap di bandara juga sudah menjadi budaya para backpacker. Saya melihat banyak sekali backpacker yang menginap di bandara KL, entah itu tiduran sambil duduk, tiduran di kursi, atau tiduran di Mushalla. Di samping old town white coffee, pas keluar dari pintu ketibaan, ada tempat khusus untuk tidur. Benar-benar KLIA2 ini ramah backpacker.

Area ngemper di bandara KLIA2

            Keesokan harinya, saya bertemu travelmate saya  saat mengantre di imigrasi. Kami sama-sama menunggu di boarding room, dan ternyata dia juga pendiam seperti saya hahah. Mungkin karena sama-sama baru kenal. Di Pesawat menuju Osaka, kami duduk berjauhan. Namun secara kebetulan, saya bertemu tiga orang traveler asal Makassar. mereka duduk tepat di depan saya, berbicara dengan aksen yang tidak asing bagi saya. Mereka bicara dengan logat Makassar. saya bersyukur, merasa tidak sendirian, hahah.

Perjalanan dari KL ke Osaka sekitar 6 jam lewat. Pesawat mendarat di Osaka tengah malam. Welcome To Japan, saya benar-benar ke Jepang. Gak nyangka. Terharu. Saya pun mewek. Jepang yang dulunya hanya mimpi belaka, kini menjadi nyata.  Saya dan 4 orang yang baru saya kenal ini memutuskan menginap di bandara lagi. Beda dengan KL, traveler yang menginap di bandara Kansai Osaka lebih ekstrem, mereka banyak yang tiduran di lantai, meski ada waiting room yang disediakan untuk menginap.

Pesawat yang lagi mager di KLIA2

          Kami berpisah, 3 traveler cantik itu menginap di waiting room, saya mencari mushallah, sholat isya dijamak Magrib dulu. Mushallah di bandara Kansai cantik, bersih pula. Setelah sholat saya memutuskan tidur di mushalla, meski dilarang. Teman baru saya memutuskan nginap di luar, melantai. Esoknya, saya meninggalkan bandara. Perbedaan itinerary membuat saya harus pamit dengan 3 traveler yang berasal dari kota yang sama dengan saya. Kini tinggal saya dan travelmate saya, namanya Alan. Namun akhirnya, saya dan Alan juga tidak sejalan. Kami punya rute yang berbeda. Alan akan mengunjungi Nara dan Kobe, sedangkan saya Kyoto dan Tokyo. Maka jadilah saya sendiri yang akan menjelajah 3 kota di Jepang, selama seminggu ke depan.

Sampai di Jepang

Solo traveling ?, siapa takut !!.

29 comments on “Nekad ke Jepang

  1. HOree!
    Meski ga menang, dikasih rezeki buat tetap Jalan, yak! 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  2. Waaaah kerren banget bisa travelling ke jepang 😎
    Saya juga dari dulu pengen banget ke Jepang tapi memang belum kesampaian, pernah mengajukan beasiswa ke Jepang juga gagal. Dan sampe saat ini, itu masih menjadi mimpi hehe 😁

    Disukai oleh 1 orang

  3. Wow.. aku tahu lomba yang kita ikutin bareng yaaa heeee… Ditunggu kisahnya mas.

    Disukai oleh 1 orang

  4. Satu lagi bukti bahwa niat yang kuat bisa mengalahkan apa pun. Salut sekali, Kak. Bahkan saya pribadi mungkin tidak akan seberani itu kalau ke Jepang sendirian, hehe. Murah juga ya tiket dari KL-Osaka itu… lebih murah daripada tiket dari Jakarta ke destinasi-destinasi lokal. Pantas banyak juga traveler menjadikan Jepang sebagai tujuan. Cerita selanjutnya ditunggu! Saya penasaran sekali soal objek-objek wisata di sana, hehe.

    Disukai oleh 1 orang

    • Hahah butuh waktu lama buat saya memutuskan mas, dan akhirnya itu adalah keputusan yang membuat saya tidak menyesal. Hmm traveling sendirian ternyata memberikan efek nagih mas, jangan dicoba.

      Tunggu ya cerita selanjutnya

      Disukai oleh 1 orang

  5. Sebentar, ini maksudnya lomba blog dari HIS Travel itu ya? Hahaha. Sama, Zi. Habis itu aku juga bertekad, menang nggak menang lomba, aku kudu ke Jepang. Cuma bedanya, tekadku nggak sekuat kamu, hahaha :D.

    Mungkin memang sudah jalanmu ke Jepang ya. Dapat tiket murah, visa gratis, dapat restu pula. Agak aneh, ke Brunei yang budayanya sama dan dekat nggak direstui, ke Jepang malah lolos, hehehe.
    Itu area samping Old Town White Coffee memang langganan ngemper, hahahaha. Tapi sekarang pihak KLIA2 lagi mengurangi area ngemper, Zi. Bangku-bangku panjang di dalam Gateway itu udah nggak ada lagi.
    Kalau aku menang lomba Skyscanner itu, mau dipake buat beli tiket ke Jepang deh 😀

    Disukai oleh 1 orang

    • Iya gi yang itu, heheh. Pokoknya abis kalah itu langsung deh cek traveloka dan sejenisnya. Saya juga heran, pas minta izin dengan entengnya diizinin , mungkin keadaannya beda, karena saya lagi banyak duit wkwkwkwk.

      Ohiya? Sejak kapan ? Kalau area ngemper itu juga udah dilarang kah?. Gudlak ya buat lomba skyscannernya, smpat pengen ikutsertakan tulisan ini buat ikutan lomba itu, tapi gak usah deh, nanti menang 🙂

      Suka

  6. Alhamdulillah ya.. selalu ada rejeki dari arah yang tidak diduga..
    Sukses terusss…!!!

    Disukai oleh 1 orang

  7. foto2 jepangnya di upload, btw jadi iri sudah pernah ke jepang, hehee

    Disukai oleh 1 orang

  8. Cukup nekad…bisa menginspirasi bagi para backpacker atau yang suka jalan-jalan. 👍

    Disukai oleh 1 orang

  9. ya, ampun selama ini saya salah paham Uchi, ada banyak hal yang ternyata diluar dugaan saya. saya pikir keJepang karena menang lomba blog kemarin ternyata bukan.,, kemudian jika saya keJepang sendiri mungkin hilang meka saya keren Uchi mentong. da terakhir saya dapat semangat bahwa gagal menang lomba bukan bikin down tetapi tetap mencoba blog mu saja keren belum menang apalagi sya hahaha..

    Disukai oleh 1 orang

    • Itumi ku bilang andi, bacami saja blogku kalau mauko taui heheh.. Makanya semangat ko, jangko cepat down hanya karena gagal satu kali. Jangko jabe!! Hahah

      Suka

  10. bagaimana orang orang di jepang mas? apakah mereka memang disiplin banget?

    Disukai oleh 1 orang

  11. Luar biasa sekali mas fauzi amiruddin sangat menginspirasi

    Disukai oleh 1 orang

  12. Warbiyasak. Aku pribadi suka jalan bareng tapi nggak pernah ketemu travel mate hahaha. Temen-temen geng pun sebatas ngetrip dometik aja. Klo uda aku ajak ke Asean mereka gak mau. Jadilah ke mana-mana sendirian. Belum tentu juga ketemu kenalan baru bisa klik dan nyambung serta pas style jalan-jalannya kan.

    Jadi pulangnya dari Tokyo ya? Ah aku pengen balik ke Jepang ah. Foto2ku di Jepang ke format semua wkkwk

    Disukai oleh 1 orang

    • Ya seperti itulah nasib saya, ketemu orang baru, dan ternyata gak klik sama orang itu, terpaksa jalan sendiri deh. Aku juga suka jalan bareng sih, terutama sama keluarga, secara menurut zodiac, Gemini itu emang cocoknya jalan sama keluarga aja

      Iya, pulangnya dari Tokyo

      Suka

  13. Wah, kenekatan yang perlu banget diteladani itu bang, hehehe.. emang ya Jepang selalu memberi cerita tersendiri bagi masing-masing orang 🙂 nice infonya bang, Tabik…

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar