Bus membawa saya dan rombongan dari Kabupaten Lombok Barat ke Kabupaten Lombok Tengah. Setelah ke Taman Narmada, di jadwal tertulis kami akan berkunjung ke Desa Sade, desa adat suku sasak yang merupakan penduduk asli pulau Lombok. Tapi nyatanya, bus membawa kami ke sebuah desa yang terdiri dari toko, yang kebanyakan menjual kain tenun khas Lombok. Ini jelas bukan desa Sade. Desa Sade hanya terdiri dari rumah adat tradisional Lombok. Tidak ada rumah beton seperti yang saya lihat ini.
Setelah bertanya, ternyata saya berada di Desa Sukarara (dibaca Sukarare). salah satu desa yang menjadi pusat industri tenun yang ada di Lombok. Saya agak sedikit kecewa sih, tapi Desa Sukarara juga lumayan menarik, meski kearifan lokal dan Budaya desa Sade masih lebih memikat.
Desa Sukarare terdapat banyak toko-toko yang menjual kain-kain hasil tenun masyarakat Lombok. Saya mampir di sebuah Toko yang saya lupa namanya. Di Toko ini dijual berbagai macam kain tenun dengan berbagai varian harga. Bukan hanya menjual berbagai kain tenun atau songket, tetapi mereka memamerkan cara menenun kain songket oleh para wanita-wanita di desa Sukarara, ditambah lagi, kita bisa ikut mencoba menenun dengan bantuan wanit-wanita sasak ini.
Kain tenun yang dihasilkan di Desa Sukarara adalah Kain tenun dengan benang emas yang biasa disebut Kain Songket. Kain Songket ini merupakan kain tenunan yang dibuat dengan berbagai teknik, mulai dari teknik menambah benang pakan dan teknik membuat hiasan dengan menyisipkan benang perak, emas atau benang warna di atas benang lungsi.
Sebagian besar wanita di Desa Sukarara bekerja sebagai penenun untuk menjaga dan melestarikan budaya dan tenun tradisional yang diwarisi oleh nenek moyang mereka. Selain itu, menurut tradisi, Menenun sudah menjadi hal yang wajib bagi wanita di desa Sukarara. Mereka tidak boleh menikah sebelum pandai menenun. Pekerjaan menenun ini biasanya dilakukan di teras depan toko atau rumah. Pemandangan ini tidak hanya dijumpai di toko yang saya kunjungi ini saja, tetapi hampir sepanjang jalan di desa Sukarara.
Menurut pemandu yang membawa kami, Kain Tenun di desa Sukarara memiliki motif yang berbeda dengan kebanyakan kain tenun atau songket yang ada di Daerah lain di Indonesia. Ciri khas kain songket khas Lombok di Desa Sukarara kebanyakan digambarkan dengan motif rumah adat dan Lumbung serta motif tokek. Namun selain itu, ada juga motif lainnya seperti serat penginang, cungklik, keker, subahnala dan masih banyak lagi.
Bahan baku yang digunakan dalam menenun adalah benang katun, sutera, sutera emas, dan benang sutera perak. Sedangkan untuk benang warna, bahan pewarna yang mereka gunakan adalah bahan alami seperti benang warna coklat yang bahannya berasal dari pohon mahoni, warna coklat muda dari batang jati, warna coklat tanah dari biji asam, dan warna ungu dari kulit manggis.
Saya memerhatikan cara wanita-wanita Sasak menenun, proses menenun bisa dibilang sulit, rumit dan memakan waktu yang cukup lama, mungkin ketiga faktor tersebutlah yang membuat harga kain songket atau kain tenun cukup mahal. Saya masuk ke toko dan menanyakan harga beberapa baju hasil tenun, dan harganya alamak !!. saya tidak mampu membelinya hahah.
Harga barang-barang di toko yang ada di desa Sukarara ini bervariasi, mulai dari Selendang seharga Rp. 25.000,- , hingga baju dari kain tenun harganya Rp.3.000.000,-.
Kebanyakan Toko yang ada disini juga menyediakan jasa penyewaan baju adat khas Lombok. Beberapa teman menyewa baju adat khas Lombok lalu berfoto dengan latar belakang rumah adat Lombok. Ya, bukan Cuma penyewaan baju adat, disini juga terdapat replika rumah adat Lombok. Jadi berwisata di Desa Sukarara juga lumayan komplit. Mulai dari Belanja-belanji, menyaksikan proses menenun, Menyewa Baju adat, dan berfoto layaknya putra-putri Sasak dengan Latar belakang rumah adat Suku Sasak
Berminat ke Desa Sukarara ?, Desa ini terletak di Kabupaten Lombok Tengah, Kecamatan Jonggat. Ya, sekitar 20 Kilometer dari Bandara Internasional Lombok.
Menarik, Mas! Saya juga sempet dibawa ke sini sebelum ke Desa Sade. Saya lebih tertarik sama pengalaman saya di Sukarara sebenernya..
Betul, salah satu kearifan lokal di Sukarara (menurut warga sana) adalah kewajiban untuk belajar tenun. Perempuan di sana wajib bikin 2 kain tenun sebelum boleh menikah. Katanya sih, kain itu nanti dipake pas acara nikahan mereka sendiri. Bagus 😃
SukaDisukai oleh 1 orang
Hahaha… unik ya. Mau tidak mau para wanita harus bisa menenun, kalau gak, ya gak nikah hehehe…
.
Saya gak ke desa sade, jadi gak bisa bandingin hiks
SukaSuka
Desa Sade lebih ‘touristic’ sih menurut saya, Mas.. Entah, saya lebih bisa ngerasain suasana tradisional yang ‘natural’ di Sukarara walau Sade lebih atraktif untuk turis.
SukaSuka
Lombok memang selalu memikat….
SukaDisukai oleh 1 orang
Setuju …. 🙂 🙂
SukaDisukai oleh 1 orang
suka ma tenunannya mau atu 😀
SukaDisukai oleh 1 orang
Mahaaaaallll
SukaSuka
Di desa sade jg ada yg menenun kalo ga salah.. tpi ga banyak n musiman jg..
SukaSuka
duh, saya jadi tambah penasaran sama sade mas
SukaSuka
Suka banget ama warna2 teras tenun lombok ini
SukaDisukai oleh 1 orang
Saya juga 🙂
SukaSuka
Mau mampir ah, kalau ke Lombok lagi. ☺
SukaDisukai oleh 1 orang
Monggo mas!!
SukaSuka
Destinasi wisata lainnya selain pantai. Catet. Kirain disana bagusnya pantai doang. Hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Banyak yg keren kok disana…. bukan cuma pantai doang
SukaSuka
Lombok selalu menggoda dengan berbagai cara.
SukaSuka
Iya mas, ada banyak pesona di Lombok. Bukan cuma pantai saja
SukaSuka
Ping-balik: 12 Hal yang bisa dilakukan di Lombok – Bukan Pajokka
wisata lombok memang menyenangkan apa lgi bisa bawa oleh oleh seperti kain tenun khas lombok ini. indah kainya bagus bahanya, tapi sayang mahal harganya hehe
SukaDisukai oleh 1 orang
Iya Mahal…. saya pun tak sanggup belinya hahaha
SukaSuka
mas share dong itinerary paling pas buat explore lombok beserta budgetnya
SukaSuka