Di Pedalaman Pulau Papua

         Bulan Ramadhan tahun 2012 lalu, Aku berkesempatan mengunjungi Pulau besar di Timur Indonesia, Pulau Papua, tepatnya Kota Sorong dan Teminabuan, Namun aku tak mungkin berani dan Bisa kesana tanpa ajakan 2 teman satu sekolahku, Fadhli dan Syaiful. Terlebih kepada Fadhli  yang mau dan rela membiayai Keberangkatan Pulang dan Pergiku, thank’s Before, Aku akhirnya ke Pulau ini secara GRATIS.

            Perjalanan dimulai saat Pesawat Merpati tumpanganku tiba di Bandara DEO (Dominique Eduar Osok) Kota Sorong. Di Sorong, Aku, Fadli, Ayah Fadli, Sebut saja Pak Asri dan beberapa teman yang juga tinggal di Teminabuan , Dicky dan Abdul, ke Warung makan dulu, untuk mengisi perut yang kosong. Setelah makan siang, kami istirahat di Rumah Fadli yang ada di Kota Sorong. Pukul 17.00 WIT, kami melanjutkan perjalanan Ke Kota Teminabuan, Kabupaten Sorong Selatan. Dari sorong ke Teminabuan butuh waktu sekitar 4-5 Jam dengan menggunakan sebuah mobil bermerk Mitsubishi Strada Triton ,dan waktu berangkat dari Sorong pukul 17.00 WIT.

        Pemandangan Sepanjang perjalanan adalah gunung dan hutan belantara. Ada beberapa perkampungan yang dilewati namun hanya terdiri dari sedikit rumah penduduk. Awalnya semuanya baik-baik saja, aku menikmati perjalanan. namun tiba-tiba saja Perutku Mulas. Aku berusaha untuk menahan namun beberapa saat kemudian aku mulai tak bisa menahannya, Rasanya mau tacciri’ (bahasa makassar). Supir mencoba membuatku sabar sambil mencari tempat yang punya WC umum, namun sepanjang perjalanan hanya “HUTAN”. Hujan pun mulai turun dan beberapa saat kemudian mulai sedikit deras, saat itu malam sudah larut. Aku mulai cemas, dan mulai tak bisa lagi bertahan. Akhirnya aku memutuskan untuk “BUANG SETORAN”  di tengah perjalanan. di tengah larutnya malam, dan di tengah hujan yang sedikit  reda.  aku mencoba mencari tempat yang pas untuk melakukannya dan *jreng jreng….,aku menemukan sebuah selokan, tempat yang pas untuk membuang setoran. Dan *eng ing eng, lega rasanya setelah sempat menahan terlalu lama.

        Setelah buang setoran, Perjalanan dilanjutkan. Sekitar Pukul 23.00 WIT, akhirnya sampai dah di Teminabuan, Kota kecil di Tengah hutan belantara Pedalaman Pulau papua. Meskipun menjadi Ibukota kabupaten, Kota Teminabuan jauh dari kesan kota pada umumnya. Terlepas dari semua itu Kota ini Indah.

        Hari pertama di Teminabuan, sebagian besar dihabiskan di rumah, pasalnya aku sendiri masih sangat  lelah karena perjalanan yang Panjang kemarin. Malamnya barulah aku keluar, bersilaturrahmi ke Rumah guruku waktu masih SMP, Ternyata dia tinggal di Kota ini. Selanjutnya, keluarga Fadhli punya tradisi yang patut dicontoh.., ziarah ke makam keluarga yang sudah meninggal. Membaca alquran, dan mendoakannya.

        Selama di Teminabuan Aku mengisi waktu dengan mengaji, menonton tv di siang harinya, dan shalat tarwih di malam harinya, dan tak lupa tugas dari Madrasah untuk menjadi penceramah tarwih. Ada beberapa Masjid, 2 di Teminabuan, 1 di sebuah Kampung bernama Keyen. 3 Hari terakhir di Teminabuan, Teman-teman satu pesantren yang juga berkampung halaman di Teminabuan, sebut saja Abdul, Zainuddin, Muammar, Dicky, Rahmat, dll, mengajakku untuk mengelilingi Teminabuan. Tempat yang kami Kunjungi adalah Semra. Sebuah Objek Wisata Permandian, yang waktu itu ternyata sedang tutup. Lalu kami memutuskan untuk ke tempat lain, dan Sungai Kambu menjadi tempat tujuan kami. Di Sungai Kambu, anak-anak menikmati sore itu dengan “mandi-mandi”.

Esoknya, aku dan Fadli jalan-jalan ke Pasar baru Teminabuan. Ya, hanya sekadar menghabiskan waktu menjelang berbuka. Dan Seteah waktu buka hampir tiba, kami kembali ke Rumah. Buka Puasa terakhir di Teminabuan untuk Ramadhan kali ini. Esoknya aku beralih ke Kota Sorong, dengan sebuah pesawat Merpati berukuran kecil yang hanya dapat menampung sedikit penumpang. Pengalaman yang Luar Biasa !!